Minggu, 15 Januari 2017

Curhat Sedih Petani Cabai: Yang Rawit Untung, Yang Merah Buntung

Curhat Sedih Petani Cabai: Yang Rawit Untung, Yang Merah Buntung
Foto Ilustrasi Petani Cabai : cirebonsatu

Kenaikan harga cabai rawit merah tak berjalan serupa dengan kenaikan harga cabai merah. Alhasil, tak ada peningkatan penghasilan petani cabai merah. Hal itulah yang dirasakan petani cabai merah di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Andi Nuryadi.

Ia mengatakan kenaikkan harga cabai di pasar ternyata berbanding terbalik dengan pendapatannya. Pasalnya cabai merah yang ia tanam banyak yang busuk lantaran terserang ulat dan cuaca buruk. Alhasil, harga jualnya malah jatuh di pasaran.

"Satu kilogram cuma dijual 15 ribu rupiah. Padahal harga jual di pasar Rp 50 ribu per kilo. Padahal biasanya harganya naik, tapi justru saat ini berbalik murah dikalahkan cabai rawit,” katanya.

Ia juga menilai cuaca hujan yang mengguyur hampir setiap hari ikut membuat tanaman cabai lebih cepat busuk. Dengan begitu, ia mengalami kerugian cukup besar karena biaya produksi tak sesuai dengan penjualan hasil panen.

“Jadi, nanam sekarang rugi. Saya modal menam cabai ini habis Rp 35 juta. Ternyata tidak sampai kembali modal sama sekali karena cabai banyak yang busuk,” ujarnya.

Padahal menurutnya jika dalam cuaca bagus lahan setengah hektare yang dikelolanya mampu menghasilkan lima ton cabai. Adapun untuk saat ini, produksi tanamnya malah kurang dari satu ton. Dengan penyusutan hasil panen tersebut membuatnya bingung guna menanam cabai kembali. Pasalnya ia merasa tak punya lagi modal.

“Karena bukan haya saya saja yang tanaman cabai merah lokal busuk. Petani lainnya juga sama, ini semoga ada bantuan dari pemerintah ya bisa kasih atau permudahan modal kami untuk mulai menamam lagi," ucapnya.

Republika

Related Posts

Curhat Sedih Petani Cabai: Yang Rawit Untung, Yang Merah Buntung
4/ 5
Oleh